Khodam

Definisi tentang Khodam menurut Islam
Khodam Jin Dan Khodam Malaikat
Yang dimaksud khodam dalam uraian ini adalah penjaga yang didatangkan dari dunia gaib untuk manusia, bukan untuk benda bertuah. Didatangkan dari rahasia urusan Ilahiyah yang terkadang banyak diminati oleh sebagian kalangan anggota mujahadah dan Riyadlah tetapi dengan cara yang kurang benar. Para ahli mujahadah itu sengaja berburu khodam dengan bersungguh-sungguh. Mereka melakukan wirid-wirid khusus, bahkan datang ke tempat-tempat yang terpencil. Di kuburan-kuburan tua yang angker, di dalam gua, atau di tengah hutan. Ternyata keberadaan khodam tersebut memang ada, mereka disebutkan di dalam al-Qur'an al-Karim. Diantara mereka ada yang datang dari golongan Jin dan ada juga dari Malaikat, namun barangkali pengertiannya yang berbeda. Karena khodam yang dinyatakan dalam Al Qur'an itu bukan berupa kelebihan atau linuwih yang terbit dari basyariah manusia yang disebut "kesaktian", melainkan berupa sistem perawatan dan perlindungan yang diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh sebagai buah ibadah yang mereka lakukan .
Sistem perlindungan tersebut dibangun oleh rahasia urusan Allah swt yang disebut "walayah", dengan itu supaya fitrah orang beriman tersebut tetap terjaga dalam kondisi sebaik-baik ciptaan. Allah menyatakan keberadaan khodam-khodam tersebut dengan firman-Nya: له معقبات من بين يديه ومن خلفه يحفظونه من أمر الله إن الله لا يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بأنفسهم "Bagi manusia ada penjaga-penjaga yang selalu mengikutinya, di muka dan di belakangnya , menjaga manusia dari apa yang sudah ditetapkan Allah baginya. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merubahnya sendiri ". (QS. Ar-Ra'd; 13/11)
Lebih jelas dan detail adalah sabda Baginda Nabi saw dalam sebuah hadits shahihnya: حديث أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن الله إذا أحب عبدا دعا جبريل فقال إني أحب فلانا فأحبه قال فيحبه جبريل ثم ينادي في السماء فيقول إن الله يحب فلانا فأحبوه فيحبه أهل السماء قال ثم يوضع له القبول في الأرض رواه البخاري و مسلم * "Hadits Abi Hurairah ra berkata: Rasulullah saw bersabda:" Sesungguhnya Allah apabila mencintai seorang hamba , memanggil malaikat Jibril dan berfirman: "Sungguh Aku mencintai seseorang ini maka cintailah ia". Nabi saw bersabda: "Maka Jibril mencintainya". Kemudian malaikat Jibril memanggil- manggil di langit dan mengatakan: "Sungguh Allah telah mencintai seseorang ini maka cintailah ia, maka penduduk langit mencintai kepadanya. Kemudian baginda Nabi bersabda: "Maka kemudian seseorang tadi ditempatkan di bumi di dalam posisi dapat diterima oleh orang banyak". (HR Bukhori dan Muslim) Dan juga sabdanya: حديث أبي هريرة رضي الله عنه: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال يتعاقبون فيكم ملائكة بالليل وملائكة بالنهار ويجتمعون في صلاة الفجر وصلاة العصر ثم يعرج الذين باتوا فيكم فيسألهم ربهم وهو أعلم بهم كيف تركتم عبادي فيقولون تركناهم وهم يصلون وأتيناهم وهم يصلون "Hadits Abi Hurairah ra Rasulullah swt bersabda:" Mengikuti bersama kalian, malaikat penjaga malam dan malaikat penjaga siang dan mereka berkumpul di waktu shalat fajar dan shalat ashar kemudian mereka yang bermalam dengan kalian naik (ke langit) , Tuhannya bertanya kepada mereka padahal sesungguhnya Dia lebih mengetahui kondisi mereka: di dalam keadaan apa hambaku engkau tinggalkan ?, mereka menjawab: mereka kami tinggalkan sedang dalam kondisi shalat dan mereka kami datangi sedang dalam kondisi shalat ". (HR Buhori dan Muslim) Setiap yang mencintai pasti menyayangi. Sang Pecinta, diminta ataupun tidak pasti akan menjaga dan melindungi orang yang disayangi. Manusia, bahkan tanpa susah-susah mencari khodam, ternyata sudah memiliki khodam-khodam, bahkan sejak dilahirkan ibunya. Khodam-khodam itu ada yang golongan malaikat dan ada yang golongan Jin. Diantara mereka bernama malaikat Hafadhoh (penjaga), yang dijadikan tentara- tentara yang tidak dapat dilihat manusia. Konon menurut sebuah riwayat jumlah mereka 180 malaikat. Mereka menjaga manusia secara bergiliran di waktu ashar dan subuh, hal itu bertujuan untuk menjaga apa yang sudah ditetapkan Allah bagi manusia yang dijaganya. Itulah sistem perawatan yang diberikan Allah kepada manusia yang sejatinya akan diberikan seumur hidup, yaitu selama fitrah manusia belum berubah. Namun karena fitrah itu terlebih dahulu dirubah sendiri oleh manusia, sampai tercemar oleh keinginan hawa nafsu dan kekeruhan akal pikiran, akibat dari itu, matahati yang kembali cemerlang menjadi tertutup oleh hijab dosa-dosa dan hijab-hijab karakter tidak terpuji, sehingga sistem perawatan itu menjadi berubah. KHODAM JIN DAN KHODAM MALAIKAT 'Setan', menurut istilah bahasa Arab berasal dari kata syathona yang berarti ba'uda atau jauh. Jadi yang dimaksud 'setan' adalah makhluk yang jauh dari kebaikan. Oleh karena hati terlebih dahulu jauh dari kebaikan, maka selanjutnya cenderung mengajak orang lain menjauhi kebaikan. Ketika setan itu dari golongan Jin, berarti setan Jin, dan ketika dari golongan manusia, berarti setan manusia. Manusia bisa menjadi setan manusia, apabila setan Jin telah menguasai hatinya sehingga perangainya menjelma menjadi perangai setan. Rasulullah saw menggambarkan potensi tersebut dan sekaligus memberikan peringatan kepada manusia melalui sabdanya: لولا أن الشياطين يحومون على قلوب بنى آدم لنظروا الى ملكوت السماوات "Kalau sekiranya setan tidak meliputi hati anak Adam, pasti dia akan melihat alam kerajaan langit". Di dalam hadits lain Rasulullah saw bersabda: إن الشيطان ليجرى من ابن آدم مجرى الدم فضيقوا مجاريه .عوجلاب "Sesungguhnya setan masuk (mengalir) ke dalam tubuh anak Adam mengikuti aliran darahnya, maka sempitkanlah jalan masuknya dengan puasa". Setan jin menguasai manusia dengan cara mengendarai nafsu syahwatnya. Sedangkan urat darah dijadikan jalan untuk masuk dalam hati, hal itu bertujuan agar dari hati itu setan dapat mengendalikan hidup manusia. Agar manusia terhindar dari tipu daya setan, maka manusia harus mampu menjaga dan mengendalikan nafsu syahwatnya, padahal manusia dilarang membunuh nafsu syahwat itu, karena dengan nafsu syahwat manusia tumbuh dan hidup sehat, mengembangkan keturunan, bahkan menolong untuk menjalankan ibadah. Dengan melaksanakan ibadah puasa secara teratur dan istiqomah, di samping dapat mempersempit jalan masuk setan dalam tubuh manusia, juga manusia dapat menguasai nafsu syahwatnya sendiri, sehingga manusia dapat terjaga dari tipudaya setan. Itulah hakekat mujahadah. Jadi mujahadah adalah perwujudan pelaksanaan pengabdian seorang hamba kepada Tuhannya secara keseluruhan, baik dengan puasa, shalat maupun dzikir. Mujahadah itu merupakan sarana yang sangat efektif bagi manusia untuk mengendalikan nafsu syahwat dan sekaligus untuk menolak setan. Allah swt berfirman: إن الذين اتقوا إذا مسهم طائف من الشيطان تذكروا فإذا هم مبصرون "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa, bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka berdzikir kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat". (QS.al- A'raaf.7 / 201) Firman Allah di atas, yang dimaksud dengan lafad "Tadzakkaruu" adalah, melaksanakan dzikir dan wirid-wirid yang sudah diistiqamahkan, sedangkan yang dimaksud "Mubshiruun", adalah melihat. Maka itu berarti, ketika hijab-hijab hati manusia sudah dihapus sebagai buah dzikir yang dijalani, maka sorot matahati manusia menjadi tajam dan tembus pandang. Jadi, berdzikir kepada Allah swt yang dilaksanakan dengan dasar Takwa kepada-Nya, di samping dapat menolak setan, juga bisa membuat hati seorang hamba cemerlang, karena hati itu telah dipenuhi Nur ma'rifatullah. Selanjutnya, ketika manusia telah berhasil menolak setan Jin, maka khodamnya yang asalnya setan Jin akan kembali berganti menjadi golongan malaikat. إن الذين قالوا ربنا الله ثم استقاموا تتنزل عليهم الملائكة ألا تخافوا ولا تحزنوا وأبشروا بالجنة التي كنتم توعدون (30) نحن أولياؤكم في الحياة الدنيا وفي الآخرة ولكم فيها ما تشتهي أنفسكم ولكم فيها ما تدعون "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:" Tuhan kami ialah Allah "kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan):" Janganlah kamu merasa takut janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu "(30) Kamilah pelindung- pelindungmu di dalam kehidupan di dunia maupun di akherat ". (QS. Fushilat; 41 / 30-31) Firman Allah di atas yang artinya: "Kami adalah pelindung-pelindungmu di dalam kehidupan di dunia maupun di akherat", itu menunjukkan bahwa malaikat- malaikat yang diturunkan Allah SWT kepada orang yang istiqamah tersebut adalah untuk dijadikan khodam- khodam baginya. Walhasil, bagi pengembara-pengembara di jalan Allah, kalau petualangan yang dilakukan benar dan pas jalannya, maka mereka akan mendapatkan khodam- khodam malaikat. Seandainya orang yang memiliki khodam Malaikat itu disebut wali, maka mereka adalah waliyullah. Adapun wisatawan yang pas dengan jalan yang kedua, yaitu jalan hawa nafsunya, maka mereka akan mendapatkan khodam Jin. Ketika khodam jin itu ternyata setan maka pengembara itu dinamakan walinya setan. Jadi Wali itu ada dua (1) Auliyaaur-Rohmaan (Wali- walinya Allah), dan (2) Auliyaausy-Syayaathiin (Walinya setan). Allah swt menegaskan dengan firman-Nya: الله ولي الذين ءامنوا يخرجهم من الظلمات إلى النور والذين كفروا أولياؤهم الطاغوت يخرجونهم من النور إلى الظلمات أولئك أصحاب النار هم فيها خالدون "Dan orang-orang yang tidak percaya, Wali-walinya adalah setan yang mengeluarkan dari Nur ke kegelapan. Mereka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya ". (QS.al-Baqoroh.2 / 257) Dan juga firman-Nya: إنا جعلنا الشياطين أولياء للذين لا يؤمنون "Sesungguhnya kami telah menjadikan setan-setan sebagai Wali-wali bagi orang yang tidak percaya". (QS. Al A'raaf; 7/27) Seorang pengembara di jalan Allah, baik dengan dzikir maupun wirid, mujahadah maupun Riyadlah, terkadang dengan melakukan wirid-wirid khusus di tempat yang khusus pula, perbuatan itu mereka lakukan sekaligus dengan tujuan untuk berburu khodam-khodam yang diinginkan. Khodam-khodam tersebut dicari dari rahasia ayat-ayat yang dibaca. Semisal mereka membaca ayat kursi sebanyak seratus ribu dalam sehari semalam, dengan ritual tersebut mereka berharap mendapatkan khodamnya ayat kursi. Sebagai pemburu khodam, mereka juga kadang-kadang mendatangi tempat-tempat yang terpencil, di kuburan- kuburan yang dikeramatkan, di dalam gua di tengah hutan belantara. Mereka mengira khodam itu bisa diburu di tempat-tempat seperti itu. Kalau dengan itu ternyata mereka mendapatkan khodam yang diinginkan, maka bisa jadi mereka justru terkena tipudaya setan Jin. Artinya, bukan Jin dan bukan Malaikat yang telah menjadi khodam mereka, akan tetapi sebaliknya, tanpa disadari sesungguhnya mereka sendiri yang menjadi khodam Jin yang sudah didapatkan itu. Akibat dari itu, bukan manusia yang dilayani Jin, tapi merekalah yang akan menjadi server Jin dengan selalu setia memberikan sesaji kepadanya. Sesaji-sesaji itu diberikan sesuai yang diinginkan oleh khodam Jin tersebut. Memberi makan kepadanya, dengan kembang telon atau membakar kemenyan serta apa saja sesuai yang diminta oleh khodam- khodam tersebut, bahkan dengan melarungkan sesajen di tengah laut dan memberikan tumbal. Mengapa hal tersebut harus dilakukan, karena apabila itu tidak dilaksanakan, maka khodam Jin itu akan pergi dan tidak mau membantunya lagi. Bila perbuatan seperti itu dilakukan, berarti saat itu manusia telah berbuat syirik kepada Allah swt Kita berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Memang yang dimaksud khodam adalah "rahasia bacaan" dari wirid-wirid yang didawamkan manusia. Namun, ketika dengan wirid-wirid itu kemudian manusia mendapatkan khodam, maka khodam tersebut hanya didatangkan sebagai anugerah Allah dengan proses yang diatur oleh-Nya. Khodam itu didatangkan dengan izin-Nya, sebagai buah ibadah yang ikhlas semata-mata karena pengabdian kepada-Nya, bukan dihasilkan karena sengaja diupayakan untuk mendapatkan khodam. Ketika khodam-khodam itu diburu, kemudian orang mendapatkan, yang pasti khodam itu bukan datang dari sumber yang diridlai Allah swt, meskipun datang dengan izin-Nya pula. Sebab, tanda-tanda sesuatu yang datangnya dari ridho Allah, di samping datang dari arah yang tidak disangka-sangka, bentuk dan kondisi pemberian itu juga tidak seperti yang diperkiraan oleh manusia. Demikianlah yang dinyatakan Allah swt: ومن يتق الله يجعل له مخرجا (2) ويرزقه من حيث لا يحتسب "Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah. Allah akan membuat jalan keluar baginya (untuk menyelesaikan urusannya) (2) Dan memberikan rizki kepadanya dari arah yang tidak terduga ". (QS. Ath-Tholaq; 65 / 2-3) Khodam-khodam tersebut didatangkan Allah sesuai yang diinginkan-Nya, dalam bentuk dan kondisi yang diinginkan-Nya pula, bukan mengikuti kehendak hamba-Nya. Bahkan juga tidak dengan alasan apa-apa, tidak alasan ibadah dan mujahadah yang dijalani seorang hamba, tetapi semata karena kehendakNya. Hanya saja, ketika Allah sudah menyatakan janji maka Dia tidak akan mengingkari janji-janji-Nya.
Ilmu Khodam
Ilmu khodam
Khodam adalah merupakan manifestasi energi pintar yang terlahir dari sebuah doa, mantra dan perilaku ritual spiritual tertentu yang mengandung tingkatan konsentrasi yang tinggi kepada sang pencipta alam dibarengi doa doa atau cita - cita agar terkabulnya suatu maksud dan tujuan.
khodam adalah bahasa arab yang memiliki arti yaitu pembantu. (Khodam = pembantu wanita. Khadam = pembantu pria).
Kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh orang yang melakukan olah batin seperti puasa, bertapa, semedi, membaca mantra atau wirid amalan tertentu sebetulnya adalah dari Khodam. Disadari atau tidak, setiap olah batin yang dilakukan manusia selalu menimbulkan energi-energi yang memiliki kesadaran / kecerdasan sendiri. Inilah peran dari khodam. Mereka diciptakan Tuhan sebagai perantara yang membawa kekuatan supranatural bagi orang-orang yang dikehendaki.Sebagian orang beranggapan bahwa memiliki khodam (atau ilmu spiritual yang ada khodamnya) adalah sebuah kesyirikan atau dosa besar. Bagi kami, pendapat ini adalah pendapat yang "membabi buta" karena pengertian khodam sangat luas. Sedangkan khodam sendiri terdiri dari berbagai jenis yang tidak mampu disamakan. Berikut ini pembahasan panjang tentang khodam. Selamat membaca ....
Istilah "khodam" berasal dari bahasa arab yang berarti pembantu, penjaga atau pengawal yang selalu mengikuti. Dalam bahasa arab pembantu rumah tangga, sopir, tukang kebun dan satpam juga mampu disebut sebagai khodam. Namun dalam konteks ilmu spiritual, istilah "khodam" digunakan khusus untuk menyebut makhluk gaib yang mengikuti pemilik ilmu spiritual atau yang mendiami suatu benda pusaka. Dalam konsep spiritual jawa, khodam disebut sebagai "prewangan" yang artinya adalah orang yang membantu.
Khodam dalam konsep mistik islam dan jawa diyakini sebagai "jiwa" suatu ilmu. Khodam memberi energi pada pemilik ilmu sehingga mampu melakukan hal-hal diluar kewajaran. Tentu saja ada khodam yang minta imbalan ada pula yang "gratis" karena khodam ini datang karena kehendak Allah, bukan "dipaksakan" oleh manusia. Yang dimaksud "dipaksakan" adalah khodam ini datang karena seseorang melakukan ritual pemanggilan yang ditujukan untuk meminta tolong kepada khodam dari golongan jin.
Tentang siapakah sebernarnya khodam, para spiritualist berpendapat berbeda-beda. Kelompok pertama mengatakan khodam adalah jenis makhluk tertentu yang khusus diciptakan Tuhan sebagai "pembawa" kekuatan bagi para pemilik ilmu dan benda pusaka. Kelompok ini tidak punya dalil yang kuat untuk mendukung pendapatnya, jadi pendapat ini dapat kita abaikan.
Kelompok kedua berpendapat bahwa khodam hanyalah sebutan atau julukan bagi Jin, Qorin dan Malaikat yang membantu manusia. Seperti istilah "setan" yang sebetulnya bukanlah jenis mahluk, melainkan hanya julukan bagi jin atau manusia yang suka berbuat kejahatan. Dalam kitab Al-Quran pun diterangkan bahwa Tuhan hanya menciptakan hambanya yang berakal dalam tiga bentuk saja, yaitu: Malaikat, Manusia dan Jin. Ustadz Firman sendiri lebih meyakini pendapat kedua ini.
Mengapa Khodam membantu manusia?
Karena khodam terdiri dari tiga jenis makhluk yaitu Jin, Qorin dan Malaikat, maka alasan mereka bersedia membantu manusia juga berbeda-beda. OK. agar Anda lebih paham, kami jelaskan satu per satu dibawah ini:
1. Khodam Jin
Pelu Anda ketahui bahwa kehidupan sosial jin sama seperti manusia. Mereka terdiri dari bermacam-macam ras dan kelompok yang sangat kompleks. Setiap jin punya sifat dan kebutuhan yang berbeda-beda seperti pada manusia. Begitu pula dalam dalam membantu manusia, mereka punya alasan yang berbeda-beda. Namun secara garis besar, ada 5 alasan mengapa jin mau membantu manusia. # Ingin menyesatkan manusia. Kelompok jin ini adalah tentara ilbis yang ditugaskan untuk membantu para tukang sihir dan penganut ilmu hitam. Orang yang ingin memiliki khodam jenis ini harus melakukan perbuatan atau ritual yang melanggar aturan Tuhan. Misalnya untuk medapatkan ilmu sihir mereka harus menyediakan sesaji, makan darah, membunuh, melakukan dosa besar dan sebagainya. Jin jenis ini sangat senang jika manusia yang didampinginya jauh dari agama. Bukan hanya penganut ilmu hitam saja yang dibantu oleh jin tentara iblis ini. Para penganut thoriqoh (orang yang menapaki jalan spiritual menuju Tuhan) dan orang soleh yang kurang waspada pun disesatkan oleh jin golongan ini. Awalnya jin mengaku sebagai guru spiritual yang sudah meninggal atau malaikat yang akan membimbingnya dan membantu segala usahanya. Seketika seorang ahli thoriqoh pun memiliki banyak "kesaktian". Namun perlahan-lahan jin cerdas ini memperdaya ahli thoriqoh sampai dia melanggar aturan agama. #Ingin mendapat keuntungan dari manusia. Khodam Jin jenis ini selalu meminta imbalan dalam bentuk sesaji, persembahan, korban, bahkan ada yang mengadakan perjanjian, jika sudah sampai waktu yang ditentukan pemilik ilmu bersedia menjadi budak / pengikut di alam jin. Orang yang menjadi budak jin, meniggalkan jasadnya, kemudian jiwanya dibawa ke alam jin. Sehingga dia tampak mati bagi orang awam, padahal dia sebetulnya belum mati. Nanti ketika sudah sampai batas usianya, malaikat maut baru menjemputnya untuk dihadapkan kepada Tuhan. Oleh karena itu jangan pernah berniat untuk mendapatkan pesugihan atau "harta gaib" yang datang tiba-tiba dengan bantuan jin. Kondisi ini sesuai dengan Al-Quran surah Al-Jin ayat 6, yang terjemahnya: Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. # Karena mencintai manusia. Kadang kami menemui ada jin yang mengikuti manusia dengan alasan cinta. Cinta yang kami maksud adalah seperti cinta pria kepada wanita. Umumnya jin yang seperti ini selalu berusaha membantu manusia yang dicintainya, sekaligus mengganggu. Bentuk bantuannya mampu berupa kemampuan mengobati, perlindungan dari kejahatan, kemampuan mengetahui rahasia orang dan sebagainya. Sedangkan gangguannya biasanya berupa: merasa diikuti seseorang, sulit mencintai, hubungan cinta selalu gagal, kesurupan / kerasukan dan sering mimpi bersetubuh. Bahkan kadang ada jin yang datang dalam wujud manusia untuk menyetubuhi manusia dalam keadaan sadar. # Persahabatan . Bagi sebagian orang yang memiliki ilmu spiritual tertentu, bersahabat dengan jin bukanlah hal mustahil. Idealnya hubungan persahabatan adalah saling membantu dan berbagi. Namun kenyataannya hubungan persahabatan dengan jin bisa menguntungkan atau merugikan Anda, bahkan kadang juga menyesatkan Anda. hal ini sama jika kita bersahabat dengan sesama manusia. Jika sahabat kita adalah orang baik, maka kita pun terbawa menjadi baik. Tapi jika kita berteman dengan penjahat, maka kita pun bisa dirugikan atau malah bergabung menjadi penjahat. Semua itu tergantung sifat dan kepribadian Anda. Hubungan pertemanan inilah yang menjadi dasar MENGENALI KHODAM Setiap manusia sesungguhnya sudah dibekali Allah swt dengan teman (qorin) dari golongan Jin, bahkan sejak manusia dilahirkan oleh ibunya. Rasulullah saw telah menegaskan hal itu dengan sabdanya: ما منكم من أحد إلا وقد وكل قرينه من الجن. قالوا أانت يارسول الله. قال: وإياي إلا أن الله قد أعانني عليه فأسلم فلا يأمرني إلا بالخير. رواه مسلم. "Tidaklah dari salah satu diantara kalian kecuali sesungguhnya Allah telah mewakilkan temannya dari jin, mereka bertanya:" Apakah engkau juga ya Rasulullah? ", Rasul sawmenjawab:" Dan juga kepadaku, hanya saja sesungguhnya Allah telah menolongku mengalahkannya, maka ia masuk Islam, maka ia tidak memerintah kepadaku kecuali dengan kebaikan ". (HR Muslim) Rasulullah saw meskipun dibekali teman dari Jin, namun Allah memberikan pertolongan kepada Dia sehingga Jin yang menyertai Nabi saw masuk Islam. Dengan itu jin tersebut tidak memberikan bisikan kepada Baginda Nabi kecuali dalam kebaikan, demikianlah yang disampaikan dalam sabdanya di atas. Maka hadits ini menjadi bukti bahwa bagian dari fungsi khodam Jin itu adalah mempengaruhi manusia dengan perintahnya. Hanya saja, oleh karena Allah swt telah memberikan pertolongan kepada Baginda Nabi saw, meskipun jin itu memberikan perintah, namun itu hanya dalam kebaikan. Melalui hadits ini juga terbukti, ternyata khodam yang baik itu tidak hanya dari golongan malaikat saja, akan tetapi juga ada yang dari golongan Jin. Lebih jelas lagi dari apa yang telah disabdakan oleh Baginda Nabi saw di dalam hadits yang lain: فضلت على آدم بخصلتين. الأول: إن الشيطاني كان كافرا فأعانني الله عليه حتى أسلم. والثانية: إن أزواجي كن عونا لي في خير. وأن الشيطان آدم كان كافرا وزوجته كانت عونا عليه. "Aku diutamakan melebihi Adam dengan dua kondisi: pertama, sesungguhnya setanku adalah kafir, kemudian Allah memberi pertolongan kepadaku sehingga setanku masuk Islam, dan yang kedua, sesungguhnya adalah istri-istriku selalu menolong kepadaku di dalam kebaikan, sedangkan Adam, setannya adalah kafir dan istrinya adalah menolong kepada setannya ". Walhasil, dari sekian uraian di atas, baik yang bersumber dari firman-firman Allah swt maupun hadits-hadits Nabi saw dapat diambil beberapa kesimpulan: Bahwa keberadaankhodam-khodam itu ternyata memang ada, bahkan ada yang yang sudah diikutkan manusia sejak dilahirkan oleh ibunya. Di antara khodam-khodam itu ada yang menguntungkan ada yang merugikan. Namun demikian, adanya khodam itu tidak didapatkan dengan cara diburu ke sana ke mari, melainkan didatangkan oleh Allah swt sebagai bonus ibadah, baik secara langsung mengikuti hikmah yang diinginkan-Nya atau melalui proses dan alasan yang berkaitan dengan ikhtiar serta amal ibadah. Di antara khodam-khodam itu ternyata ada yang sudah diikutsertakan Allah kepada manusia sejak ia dilahirkan ibunya. Padahal dalam kenyataannya tidak semua orang dapat merasakan keberadaannya terlebih mengenalinya. Bagaimana¬kah yang demikian itu dapat dinalar secara rasional? Manusia dengan khodamnya, ibarat manusia dengan bayang-bayangnya sendiri. Bayang-bayang itu menjadi ada, bukan karena ada dengan sendirinya, namun karena ada sinar yang menyinari manusia. Seperti malam ketika sedang berkabut sampai menjadi gelap gulita, jangankan bayangan, gunung di pelupuk mata pun tidak tampak. Demikian itu karena tidak adanya sinar yang menerangi persada. Namun ketika matahari mulai memancarkan sinar, seiring fajar pagi kian terang, maka sedikit demi sedikit gunung yang tadinya tidak terlihat mulai menampakkan diri. Yang aslinya seperti gundukan asap hitam, semakin lama menjadi semakin terang, dan ketika matahari semakin tinggi, tidak ada kabut dan mendung yang menghalangi, maka gunung itupun semakin menampakkan diri. Ketika sinar matahari telah sempurna memancar pada titik kulminasi, maka gunung itu semakin terlihat indah karena bayangan pemisah antara dua celah yang semula tidak terlihat kini ikut mempercantik wajahnya. Seperti itulah cara mengenali khodam. Artinya, khodam itu tidak harus dicari ke sana ke mari, melainkan didapatkan dengan jalan mendekatkan dirinya kepada titik pancaran sinar matahari. Yang dimaksud sinar matahari itu adalah Nur langit dan Nur bumi, yaitu Nur dan HidayahAllah swt yang menerangi rongga dada seorang hamba sehingga matahati yang ada di dalamnya menjadi tembus pandang. Maka mendekatkan diri kepada sinar matahari itu berarti mendekatkan diri kepada Allah swt sehingga dengan itu seorang hamba mendapatkan hidayah-Nya. Sehingga orang dapat sinar matahari, dia harus mendekatkan diri kepada sumber sinar, sekaligus menghilangkan sesuatu yang dapat menghalangi dirinya dari sinar tersebut. Seperti itulah cara orang mengenali khodam-khodamnya, di samping ia harus mendekatkan diri kepada Allah SWT, juga harus menghilangkan dan menghapus hijab-hijab yang menutupi matahatinya, sehingga mampu menangkap pancaran Nur danHidayah dengan sempurna. Dengan sinar hidayah itu alam yang semula gelap gulita menjadi terang benderang karena matahati seorang hamba menjadi tembus pandang. Hamparan dada yang semula sempit dan dangkal itu kini menjadi dalam dan luas karena bagian rahasia alam telah tersingkapkan. Dengan semakin luasnya ilmu dan pengenalan diri, baik untuk diri sendiri dan lingkungan, terlebih pemahaman akan rahasia urusan Tuhannya, maka dengan izin-Nya seorang hamba akan semakin mengenali apa-apa yang ada di sekelilingnya. Mereka dapat menngenali dimensi-dimensi lain yang ada di alam semesta, di antaranya adalah dimensi rahasia khodam-khodam yang menyertai hidupnya. Ini adalah 'kunci rahasia' untuk membuka pintu rahasia yang selama ini seakan tertutup rapat itu. Adalah password yang dapat menguak dimensi alam yang seakan terhalang. Kunci permasalahan yang dapat dijadikan dasar penelitian sekaligus bekal utama agar seorang hamba mampu mambangun amal untuk melatih diri membakarhijab dan menembus sekat yang menghalangi, mengadakan petualangan dan bermi'raj menuju dimensi yang diselimuti. Menyelesaikan tahapan, menempuh tanjakan, menyiasati jebakan dan menyingkirkan rintangan, sehingga perjalanan tidak tersesat di tengah jalan, sehingga seorang pejalan mendapatkan apa-apa yang sudah disiapkan. Jadi, berburu khodam itu tidak harus melakukan perjalanan pergi kesana-kemari, akan tetapi dengan gerakan diam . Artinya melakukan amal dalam pengabdian hakiki, baik dzikir dan wirid, maupun mujahadah dan Riyadlah, semuanya itu dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Hal tersebut bisa dilakukan dimana saja, baik di dunia rame maupun sepi, asal hanya untuk mengharapkan ridla-Nya. Selanjutnya berserah diri kepada-Nya terhadap apa-apa yang yang diharapkan. Demikian itu, karena Allah tidakl jauh dari hamba-Nya. Allah sangat dekat dan bahkan lebih dekat dari urat lehernya. Allah adalah Dzat Yang Maha Mengetahui terhadap apa-apa yang dikerjakan hamba-Nya, baik dari perbuatan taat maupun maksiat dan Allah juga Maha Kuasa membalas amal ibadah yang dikerjakan hamba-hamba-Nya itu. Terlebih urusan khodam yang hanya dapat dikenal dengan ilmu rasa. Padahal tidak ada jalan untuk menghasilkan ilmu rasa kecuali dengan amal (praktek), maka tidak mungkin uraian tentang khodam ini dapat diperpanjang lagi. Oleh karena itu, bagi para pembaca yang ingin melanjutkan pencarian, silahkan meneruskan sendiri semampu mungkin dengan mencari bahan tambahan, baik dari ayat-ayat al-Qur'an maupun Hadits-Hadits Nabi saw yang tentunya harus didampingi para Ulama 'ahlinya sebagai guru dan pembimbing , sambil memohon petunjuk dan taufiq kepada Allah swt agar kita semua terjaga dari segala tipudaya kehidupan.



Istilah khodam berasal dari kata Khodim [arab: خادم] yang artinya pembantu. Jin khodam berarti jin pembantu. Orang jawa bilang, prewangan. Disebut khodam, karena jin ini berinteraksi dengan rekan dekatnya di kalangan manusia, dan sedia untuk membantunya. Sehingga terkadang dia bisa melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh umumnya manusia. Tentu saja, dengan bantuan jin prewangan yang menjadi rekannya.

Tipikal Pendusta

Realita tentang jin yang patut kita waspadai adalah mereka bisa melihat kita, namun kita tidak bisa melihat mereka. Allah berfirman,
إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ
“Sesungguhnya iblis dan para pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka…” (QS. Al-A’raf: 27)
Dipihak lain, jin memiliki tipikal pendusta. Dia bisa mengaku ingin menjadi teman manusia, mengaku mau membantu manusia, namun sejatinya dia ingin menipunya.
Ketika Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ditugasi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjaga makanan zakat, malam harinya ada jin yang berubah ujud jadi orang remaja dan mencuri. Ketika ditangkap dan hendak dilaporkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia berusaha memelas dan berjanji tidak akan kembali. Tapi dia dusta, dia tetap kembali, hingga terjadi selama 3 malam. Di malam ketiga, Abu Hurairah tidak memberi ampun dan akan dilaporkan kepada Rasulullah. Setelah diajari bacaan ayat kursi, Abu Hurairah melepaskannya. Pagi harinya, kejadian ini beliau sampaikan kepada Rasulullah, lalu beliau bersabda,
أَمَا إِنَّهُ قَدْ صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ
Kali ini dia benar, meskipun aslinya dia pendusta.” (HR. Bukhari 2311).
Al-Hafidz Ibnu Hajar ketika menjelaskan kalimat dalam hadis ini, beliau mengatakan
أن الشيطان من شأنه أن يكذب
“Bahwa setan (dari golongan jin), memiliki hobi berdusta.” (Fathul Bari, 4/489)
Bisa anda bayangkan, tipikal pendusta, bisa melihat manusia, tapi manusia tidak bisa melihat mereka. Kemudian ada manusia yang bekerja sama dengan mereka. Potensi jin ini untuk menipu manusia yang menjadi rekannya tentu saja sangat besar. Karena itu, seharusnya makhluk seperti ini dihindari, dijauhi, diwaspadai. Bukan malah didekati dan diajak kerja sama. Maka sungguh aneh ketika ada orang yang begitu berharap bisa bekerja sama dengan jin.

Semua Tidak Ada yang Gratis

Bagi anda yang tinggal di dataran ‘ganas’ ibukota, mungkin istilah ini sangat akrab di telinga anda. Semua butuh duit, semua tidak ada yang gratis. Semua orang rebutan untuk hidup, bila perlu harus saling menipu, saling menguasai.
Jika ini yang terjadi antar-sesama manusia, sangat mungkin terjadi antara jin dan manusia ketika mereka saling melakukan kerja sama.
Kita kembali pada jin khodam.
Orang menyebut jin ini pembantu manusia. Benarkah anggapan ini? Siapa yang sejatinya dibantu, si jin ataukah manusia? Siapa yang sejatinya lebih berkuasa, si jin ataukah manusia?
Tidak ada yang gratis, apalagi ketika berhadapan dengan karakter penipu. Mustahil si jin ini mau membantu secara cuma-cuma. Pasti ada batu dibalik udang. Jin ini mau membantu, karena manusia mau mengabdi kepada jin. Sehingga siapa yang sejatinya diuntungkan? Jawabannya si jin. Dia yang lebih berkuasa, sementara manusia selalu bergantung kepada jin.
Tidak Ada Manusia yang Menguasai Jin, selain Sulaiman
Allah kisahkan dalam Al-Quran, salah satu doa Sulaiman,
قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Sulaiman berdoa: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kekuasaan yang tidak dimiliki oleh seorangpun sesudahku, Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi”. (QS. Shad: 35)
Salah satu diantara kekuasaan Sulaiman, yang tidak mungkin dimiliki orang lain adalah bisa mengendalikan dan menguasai jin. Sehingga semua jin menjadi tunduk dan patuh kepada Sulaiman.
Bahkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri tidak mau melangkahi doa Sulaiman ini. Suatu ketika, pada saat mengimami shalat, Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan gerakan yang berbeda di luar kebiasaannya. Pagi harinya, Beliau menceritakan,
إِنَّ عِفْرِيتًا مِنَ الجِنِّ تَفَلَّتَ عَلَيَّ البَارِحَةَ لِيَقْطَعَ عَلَيَّ الصَّلاَةَ، فَأَمْكَنَنِي اللَّهُ مِنْهُ، فَأَرَدْتُ أَنْ أَرْبِطَهُ إِلَى سَارِيَةٍ مِنْ سَوَارِي المَسْجِدِ حَتَّى تُصْبِحُوا وَتَنْظُرُوا إِلَيْهِ كُلُّكُمْ، فَذَكَرْتُ قَوْلَ أَخِي سُلَيْمَانَ: رَبِّ هَبْ لِي مُلْكًا لاَ يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي فَرَدَّهُ خَاسِئًا
Sesungguhnya jin ifrit menampakkan diri kepadaku tadi malam, untuk mengganggu shalatku. Kemudian Allah memberikan kemampuan kepadakku untuk memegangnya. Aku ingin untuk mengikatnya di salah satu tiang masjid, sehingga pagi harinya kalian semua bisa melihatnya. Namun saya teringat doa saudaraku Sulaiman: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kekuasaan yang tidak dimiliki oleh seorangpun sesudahku.” Kemudian beliau melepaskan jin itu dalam keadaan terhina.(HR. Bukhari 461 & Muslim 541).
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mau mengikat jin itu di tiang masjid, karena itu beliau lakukan berarti beliau telah menguasai jin, yang itu menjadi keistimewaan Sulaiman. Karena teringat doa Sulaiman, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melepaskan jin itu, padahal jika beliau mau, beliau mampu.

Umumnya Terjadi Penyimpangan

Karena itu, yang umum terjadi adalah penyimpangan bukan kerja sama dengan cara baik-baik. Bentuk penyimpangannya, manusia melakukan pengabdian dan penghambaan kepada jin, kemudian jin membantunya untuk mewujudkan keinginan manusia. Jadilah jin bertambah sombong dan manusia bertambah hina dan bergelimang dosa karena melakukan berbagai kesyirikan atas permintaan si jin. Inilah yang diakui oleh jin, sebagaimana yang Allah ceritakan di surat Al-Jin:
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقاً
Bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, Maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.
Dan ketika di hari kiamat, mereka dikumpulkan dan saling menyalahkan. Allah memasukkan mereka semua ke dalam neraka, karena melakukan kerja sama yang diawali dengan kesyirikan,
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُمْ مِنَ الْإِنْسِ وَقَالَ أَوْلِيَاؤُهُمْ مِنَ الْإِنْسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَبَلَغْنَا أَجَلَنَا الَّذِي أَجَّلْتَ لَنَا قَالَ النَّارُ مَثْوَاكُمْ خَالِدِينَ فِيهَا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ
Ingatlah hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya (dan Allah berfirman): “Hai golongan jin, Sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia”, lalu berkatalah kawan-kawan meraka dari golongan manusia: “Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya sebahagian daripada Kami telah dapat kesenangan dari sebahagian (yang lain) dan Kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami”. Allah berfirman: “Neraka Itulah tempat tinggal kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)”. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui. (QS. A-An’am: 128).
Semoga Allah melindungi kita dari tipuan para musuh Allah.


Nama – Nama 7 Raja Jin yang Kafir : 
1. Mazhab
2. Marrah
3. Ahmar
4. Burkhan
5. Syamhurash
6. Zubai’ah
7. Maimun 

Sedangkan Jin Ifrit (Jin yang paling jahat) yang mempunyai kerajaan yang besar yang ditaklukkan pada zaman Nabi Sulaiman :
1. Thamrith
2. Munaliq
3. Hadlabajin
4. Shughal

Dan ini Nama –Nama dari 7 Raja Jin Islam :
1. Ruqiyaail
2. Jibriyaail
3. Samsamaail
4. Mikiyaail
5. Sarfiyaail
6. ‘Ainyaail
7. Kasfiyaail 

Raja Jin yang menguasai semua jin tersebut bernama THATHAMGHI YAM YAL. Dan Malaikat yang mengawal semua jin-jin di atas bernama MAITHATARUN yang bergelar QUTHBUL JALALAH.


Ada pendapat tentang khodam Al-Quran, mereka mengatakan berlandaskan firman Allah “Sesungguhnya kami menurunkan Addikr (Al-Quran), dan sungguh baginya (Al-Quran) ada penjaganya”. Penjaga disini bisa di artikan orang orang (manusia dan Jin) yang hafal Al-Quran, mengamalkan dan mengajarkan Al-Quran, dan para malaikat yang senantiasa mendoakan orang orang yang sejalan dengan nilai-nilai dari Al-Qur’an dan ini berlangsung sampai ahir zaman.

Didalam kitab kuno karangan para ulama ahli hikmah menerangkan tentang tata  cara bagaimna mendatangkan khodam,  di situ mengatakan jika Khodamnya ayat kursi adalahsayid KandiyasKhodamnya surat al ihlas adalah sayid abdul wachid, Apakah benar seperti itu? Jawabanya adalah bukan, mereka bukan khodam dari surat al quran.

Penjelasanya : Adalah Biasanya untuk menghadirkan sayid kandiyas biasanya dengan di bacakan ayat kursi, begitu juga untuk mendatangkan sayid abdul wahid biasanya dibacakan surat al ihlas, atau juga untuk mendatangkan sayid abu yusuf al yamani dengan di bacakan surat Al-Jinn, artinya : “MEREKA BISA DATANG KARENA MEREKA DI TARIK OLEH KEKUATAN DARI SURAT AL IHLAS, AYAT KURSI ATAAPUN SURAT AL-JINN, BUKAN KARENA MEREKA KHODAM DARI AL-QURAN, INI YANG HARUS ANDA PAHAMI”.

Sebenarnya : Untuk mendatangkan Sayid kandiyas dan sayid Abdul wahid, Abu yusuf al yamani, tanpa melalui tirakat/puasa, tanpa membaca ayat kursi, surat Al-Jinn ataupun surat al ihlas, itu sangat mudah dan bisa tapi itu untuk mereka yang memiliki ilmu hikmah yang tinggi, atau sebaliknya karena mereka yang berkehendak sendiri untuk bertemu manusia.

Yang harus kita lakukan : Maka disini kita perlu mensikapinya secara cerdas, dan tanpa perlu menyalahkan siapa pun, karena setiap orang bebas untuk berpendapat, dan anda bebas untuk memilih percaya atau tidak.

Ada banyak kitab ilmu hikmah di antaranya Al-aufaq, segian berpendapat mengatakan kitab ini karangan dari Ahmad Al Ghazali (Adik kandung dari Imam Al Ghazali) yang segian riwayat juga mengatakan bahwa Ahmad Al Ghazali lebih dahulu mendalami ilmu tasawuf ketimbang imam Al Ghazali, meskipun beliau tidak sepopuler kakaknya imam Al-Ghazali tapi beliau yang berpengaruh besar kepada kakaknya untuk menekuni dunia tasawuf. Kitab hikmah lainya sangat populer manbaul ushulul hikmah karangan dari Ahmad Ali Al Bunni.

Didalam beberapa kitab hikmah tersebut menerangkan tentang bermacam macam asma, qosam, syair jaljalut sugro, jaljalut kubro, asma suryaniyah, asma barhatiyah, asma qomar dan banyak lagi lainya dalam berbagai bentuk wirid dan doa beserta khasiat dan kehebatanya. Apakah mengamalkanya itu haram?

Yang jadi persoalan yang sering terjadi adalah hal tersebut menjadikan seseorang menjadi terobsesi ingin menjadi orang yang sakti mandraguna, itu sebenarnya sah sah saja karena itu hak  masing masing individu untuk berkeinginan dan menjadi. Tetapi sebagian waktu beribadah anda habis hanya karena anda sibuk membaca asma/qosam karena anda berpikiran bahwa asma/qosam ini memiliki khasiat yang luar biasa daripada asma atau bacaan bacaan lainya. Saya pribadi tidak melarang anda mengamalkanya karena anda sendiri sudah dewasa dan faham ilmu agama.

Beberapa hal yang harus jadi perhatian adalah waktu anda, anda perlu menjadwal ulang awktu anda dalam mengamalkanya, mungkin  bisanya anda membaca asma/qosam tersebut setiap habis shlat lima waktu, perlahan lahan anda kurangi menjadi pagi dan sore, atau hanya di baca sekali saja tiap hari, atau seminggu satu kali, dan tidak ada dosa jika anda tidak membacanya.

Mungkin anda sudah banyak tahu atau mungkin lebih banyak mengetahui dari saya yang bodoh ini, tentang banyaknya keutamaan membaca dzikir/wirid dan doa doa yang bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadist, seperti bacaan dzikir, istigfar, tasbih, tahmid, tahlil, shalawt dan doa yang keutamaan dan kehebatanya sudah jelas dan juga telah banyak di amalkan oleh para ulama dan auliya. Daripada kita hanya bersibuk ria dengan bacaan asma/qosam dan berimajinasi jadi orang sakti mandraguna.

Terahir saya tutup artikel ini “berpegang teguhlah kepada tali Allah dan RasulNya (Nabi Muhammad), dan ikutilah ulama ulama yang memiliki sifat sifat kenabian” yaitu :
1. ShiddiQ : Bermakna jujur, bersih, tulus, mulia dan ihlas
2. Amanah : Artinya sangat bisa di percaya dan memiliki integritas yang tinggi.
3. Fathanah : Artinya cerdas dalam berpikir dan bertindak karena memiliki ilmu pengetahuan yang luas.
4. Tabligh : Artinya penyampai/dakwah, orangnya di sebut “motivator”.

INTI DARI DAKWAH ISLAM HANYA DUA :

1). Memberi penyemangat : kabar gembira, antusias, percaya diri, rajin beribadah, rajin bersedekah, tolong menolong, kerja keras, kerja cerdas, rajin, semangat untuk selalu berbuat baik karena Islam mengajak kapada kebaikan (amar ma’ruf).
2). Memberi peringatan : memberi nasehat orang orang yang lalai, salah jalan, putus asa, malas, sedih, berduka cita, tidak adil, korupsi, dusta, dholim, mencegah sesuatu hal yang tidak sesuai Nilai nilai Islam (nahi Munkar) yang pastinya Islam sendiri selalu selaras dengan norma norma manusia, dan Islam adalah agama yang flexibel sampai ahir zaman.

Tablig/berdakwah/motivasi bisa berhasil manakala sang pelaku memiliki ahlakul karimah : bemoral agung/berjiwa tinggi berperilaku mulia, seperti kesuksesan Nabi Muhammad  membangun peradaban manusia  selama 23 tahun di Mekah dan Madinah, dan juga kesuksesan wali songo di Indonesia dalam meletakkan nilai nilai ajaran Islam sukses luara biasa, itu tiada lain dan tiada bukan karena mereka mempunyai moral yang agung berjiwa tinggi dan berperilaku mulia.






Mengundang(Memanggil) Khodam Ayat Kursi Malik Kandiyas: Cara ini merupakan salah satu amalan untuk memanggil dan berkomunikasi dengan Khodam ”Malik-Kandiyas”  Persyaratan dan Persiapan awal :  Amalan ini harus dibaca terus menerus,  Mulailah dari Jum’at malam (malam Sabtu) ,  Lakukanlah sesudah menjalankan Sholat Isya  Bebas najis /Suci dari Hadas kecil dan besar  Puasa mulai hari Sabtu sampai dengan hari Senin (3-hari ); dengan catatan tidak boleh makan sahur dan tak boleh berbuka selama menjalaninya  Ketika mengamalkannya tidak boleh tidur maupun tertidur, semenjak dari hari sabtu sampai dengan hari selasa  Saat mengamalkan ini, kami sarankan untuk memakai wangi-wangian non alkohol  Pilih tempat yang nyaman, sebaiknya carilah tempat tersendiri, misal di suatu kamar yang sepi dan bebas dari gangguan.  Ketika melakukan ritual akan muncul beberapa cobaan atau godaan, antara lain:  Tiba-tiba terdengar suara menderu-deru, layaknya suara angin yang sangat kencang  Munculnya perwujudan atau penjelmaan seekor kuda  Muncul penampakan(kehadiran) 3 ekor kucing,  masing-masing berwarna atau memiliki bulu putih, hitam serta merah.  Muncul Nur(Cahaya) yang sangat menyilaukan di depan kita  Ketika godaan-godaan tersebut datang,  janganlah terkejut, disarankan untuk terus membaca amalan(rapalan), sampai ada yang mengucapkan salam seperti ini: "ASSALAMMU’ALAIKUM YA WALIYULLAH" Jawablah salam itu dengan ucapan: ”ALAIKUM SALAM WARAH MATULLAHI WABARAKATUH" Lalu lanjutkan dengan ucapan ini:  "YA MALIKKANDIYAS,, AKU MINTA SUPAYA KAMU MAU MENJADI KHADAMKU,, DALAM SELAMA HIDUPKU" Ketika Anda sudah mengucapkan permintaan Anda, biasanya Malik Kandiyas akan menjawabnya seperti ini :   "INI,, TERIMALAH CINCIN EMAS DAN PAKAIKAN PADA JARI MANISMU SEBELAH KIRI DAN JIKA KAMU INGIN MEMANGGIL AKU,, MAKA PINDAHKAN CINCIN TERSEBUT KE JARI MANIS DI TANGAN KANANMU,, SEMBARI MEMBACA 3x(tiga-kali):  ( "YA MALIK KANDIYAS AJIBNI BIHUDHURKA FII KULII MATURIDU MIN ANWA ILKAMARAT")  Dan untuk doa atau amalannya adalah:  Al fatihah ila ruhi Rasulillah Sallalahu Alaihi Wasalam. Wa’ala alihi wa ashabihi wa azwajihi wa zurriatihi wa ahli abithi adjma in. Wa ila ruhi Syekh Albuni wa Syekh Abu Hamid Algazali, qadda sullahhu sirrahuma, wa ila ruhi Sulthan Aulia Abi Saleh Saidina Syekh Abdul Khodir Jailani Radhiyallahhu anhu. Wa ila arwahi arba a’til a immatil mudjatahidin, Wa ila arwahi jami’il auliya’ Illahi Ta’ala Assalihinal abidina min Masyariqil ardhi ila magaribiha, wa ila khadratin Nabi Muhammad Mustafa Rasulillahi,sallahu’alaihi wasallam. Syai un Lillah lahumul fatihah (baru.baca Alfatihah 1x ) Lalu Melafadkan(membaca):  Qulhuwallah 11x Qul’a’uzu birabbil falaq 1x Qul’a’uzu birabbinas 1x Astagfirullah hil’azhim 11x Allahumma salli’ala saidina Muhammad Wa’ala alihi wasahbihi wasallam 3x Dan teruskan dengan membaca doa berikut:  Bismillahirrahman nirrahim. Alhamdulillahi rabbil’ alamin, Assalatu wassalamu’ala saidina Muhammadin wa’ala’lihi wassahbihi adjma in. Allahummaa inni as aluka wa ata wassalu ilaika ya Allahu (3x) Ya Rahmanu (3x) Ya Rahimu (3x) Ya Ahin (3x) Ya rabbahu (3x) Ya Saidahu (3x) Ya Hua (3x) Ya Qiyasi inda syiddati, Ya anisi inda wahdati, Ya mudjiibi inda da’wati, Ya Allah ( 3 X ) Allahula illa huwal haiyul qaiyum Ya haiyu ya qaiyum. Taqumussamawaati wal ardhi biamrihi. Ya jamii’al makhluu qati tahta luth fihi wa qah rihi. As aluka antas kharali ruhaniyata hazihil ayatisyarifah watu’i nani’ ala qadha-i hawa i-dji yaman. La ta’khuzuhu sinatun wala nau mun. Ihdina ilal haqqi wa ila thariqin mustaqiim. Hattas tariha minal laumi la ilaha illa anta subhanaka in nikuntu minatzha limiin yaman. Lahi mafissamawaati wama fil ardhi. Man zallazi yasy fa’u indahu illa biiznihi. Allahumma isy fa’li war syidni fima uridu min qadha-i hawa i-ji, was bati qauli wa fi’li wa’amali wa barikli fi ahli yaman. Ya’lami ma baina aidihim weama khalfahum wala yuhithuuna bi syai-in min ilmihi yaman. Ya’ lamu dhamira’ibadihi sirran wa jahran. As aluka Allahumma antas kharali, khaddama hazihil ayatil azhimati. Wada’watil munii fati yakunuu nali’ aunan’alla qadhaa-i hawa i-ji hilan hilan, juulan-juulan, mulkan-mulkan yaman. Wasi’a kursii yuhussama wati wal ardhi. Sakh-khirli ’abdaka KANDIYAS. Hatta yukallimani fi hali yaq zhani. Wa yu-’i nani fi jamii-i hawa i-ji yaman. Wa la ya uduhu hif zhuhuma wa huwal ’ali yul’azhim. Ya hamidu, Ya majidu, Ya ba-’i-su, ya syahidu, Ya haqqu, Ya Wakilu, Ya qauwiyu, Ya matinu. Kunlii ’aunan ’ala qadhaa-i hawaa i-ji bi alfi-alfi la haula wala quuwata illabilla hil’aliiyil’azhim. Aqsamtu ’alaika yaa aiyuhassaidul Kandiyas. Adjibni anta wa khaddamaka, wa’a-ii-nunii fi jami-i umuri, bi haqqi ma ta’taqidhuu nahu minal ’azhamati wa bi haqqqi saidina Muhammadin ’alaihissalatu wasalam. Adjib aiyuhassaidul Kandiyas asra-’a minal barqi, wa adjib ya aiyuhassaidul Kandiyas asra-’a minal barqi,wama amruna illa wahidatan kalamhin bil bashar. Au hua aqrabu Innallahha’ala kulli syai-in qadiir. Wal ijaa bati jadir.  Wasallallhu’ala saidina Muhammadin wa aalihi wa sahbihi wasallam. Tas liiman kasiiran.Wal hamdu lillahi rabbil ’alamin (di-baca 7x )  Dan kemudian terus menerus membaca Ayat Kursi, seusai Sholat Subuh sampai tiba waktu Sholat dzuhurr. Diteruskan pembacaan Ayat Kursinya dari waktu Dzuhurr sampai tiba waktu Asharr, hingga waktu magrib serta Isyaa. Begitulaah seterusya selama dalam mengamalkanya . Cara diatas merupakan Cara memanggil Khodam Aayatul Kursi Malik Kandiyas, bagi yang penasaran ingin mencobanya silahkan saja, tapi duniaklenik.com sangat tidak menyarankan jika tanpa ada guru pembimbingnya. Dan satu hal yang perlu diingat, karena ini bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah  mengingat syarat-syarat dan lelakon yang terhitung berat untuk dilakukan. Sumber : http://www.duniaklenik.com/2014/04/cara-memanggil-khodam-sosok-gaib-pendamping-manusia.htmlDi Salin dari WWW.DUNIAKLENIK.COM | kontent ini memiliki hak cipta. | Mari budayakan Mencantumkan Sumber Aslinya!!